Jumat, 14 Januari 2011

jamita


2 KORINTUS 5:17-21

I.       Pendahuluan.
Rasul Paulus mengirim surat Korintus yang kedua tahun 50-an M. Surat yang pertama berisikan petuah untuk menguatkan persatuan dan kesatuan di Jemaat Korintus, supaya tidak lagi terpecah-pecah dalam kelompok-kelompok yang walaupun beragam pembawa berita atau guru pengajar tentang Injil. Paulus merasa amat penting untuk mengirim surat yang kedua kali dengan harapan jemaat Korintus makin teguh dan kuat dalam iman dalam penantian akan kedatangan Kristus sembari mau memikirkan dan berpartisipasi menolong jemaat yang di Yerusalem yang mengalami berbagai penderitaan karena iman kepada Kristus ditambah dengan keadaan ekonomi mereka yang banyak orang miskin. Partisipasi dan pelayanan jemaat Korintus untuk mendukung terciptanya kedamaian itulah menjadi tema dari perikope ini.

II.    Keterangan.
1.      Perpecahan sering terjadi jika masing-masing orang menonjolkan perbedaan-perbedaan. Perbedaan itu memang adalah  anugerah tetapi ketika ditonjol-tonjolkan bahkan dipakai memojokkan dan menyudutkan orang lain itu yang jadi masalah. Paulus tahu hal ini sehingga dia menasehati jemaat Korintus untuk lebih terbuka melihat persemaan yang menyatukan diantara mereka sebagai pengikut Kristus. Dia mencoba membuka mata iman mereka untuk melihat keselamatan universal yang telah diperbuat Tuhan Yesus. Dia telah mati untuk semua orang (15-16). Kematian Yesus sangat berarti bagi kita. Dia telah mati untuk kita (Rom 5:6-8) dan kita telah  matidengan Kristus (Rom 6:8). Pada waktu Kristus  mati menggantikan kita, maka keadilan Allah dalam pelaksanaan hukuman dinyatakan. Melalui pelaksanaan hukuman tersebut dosa diselesaikan (terhapus) sehingga  kita dibenarkan. Pada waktu kita mati dengan Kristus dalam Baptisan kudus, inilah dasar pengudusan dan kekudusan kita.  Dalam Yesus kita telah dilahirkan kembali. Jadi amat penting melihat hal tersebut sebagai dasar pembenaran dan kekristenan kita. Di dalam Kristus kita benar-banar satu dan menyatu sebagai anak-anak Tuhan. Dengan ukuran ini kita diarahkan untuk melihat saudara/i kita satu di dalam Tuhan. Sehingga dalam konteks Korintus, dengan demikian seharusnya tidak ada lagi istilah kelompok/pengikut Paulus, Kefas dan Apolos.
2.      Berbicara soal persamaan berarti berbicara soal kesatuan dan persatuan. Bagi Palus ini adalah sangat penting yakni bahwa setiap orang Kristen adalah satu “didalam Kristus”. Setiap orang lahir dari rahim ibunya atau lahir di dunia ini adalah lahir di luar Kristus, karena semua orang telah berdosa. Bagaimana caranya orang pindah dari ‘di luar Kritus’ menjadi di “dalam Kristus”? Tentunya ini tidak bisa dilakukan oleh  kuasa manusia itu sendiri. Ini adalah karya penyelamatan Tuhan Allah di dalam baptisan Kudus. Dengan baptisan kita ditransper  kitdari luar ke dalam Kristus. Ada di dalam Kristus berarti dipersatuan dengan Kristus, bagai ranting dipersatukan dengan pokok. Kristus sebagai pokok Anggur yang benar, sebagai ranting kita harus menyatu ke pokoknya. Ranting harus menyatu ke pokok baru bisa hidup dan berbuat. Terpisah dari pokok berarti layu dan mati (bnd Yoh 15:5-6). Ada di dalam Kristus berarti ciptaan baru; yang lama sudah berlalu sesungguhnya yang baru sudah datang. Menerima Kristus dan di baptis berarti kita telah menjadi ciptaan baru atau seorang yang baru. Peralihan ini tentunya adalah karya Tuhan di dalam Roh Kudus, dengan demikian kita mengalami perubahan hidup yang besar, sehingga kita menjadi ciptaan baru. Roh Allah bekerja di dalam kita agar kita menjadi ciptaan baru. Ini adalah suatu awal yang baru dalam lahir baru. Orang yang lahir baru seharusnya mendapat pikiran baru, keinginan yang baru, tujuan yang baru dan kedudukan yang baru. Pandangan tentang Allah dan Kristus menjadi baru. Alkitab menjadi satusatunya kitab suci sebagai Firman Tuhan. Tentunya yang lahir baru harus mengalami kasih yang baru kepada Tuhan dan sesama manusia. Pembaharuan ini adalah fundamental dan harus menjadi nyata selama-lamanya.
3.      Suatu prestise dan kebahagiaan yang luar biasa, dimana kita menjadi Anak Alah lewat perdamaian yang dilakukan Tuhan Yesus Kristus, semuanya itu dari Allah. Manusia telah berbuat dosa besar bahkan durhaka terhadap Allah. Tetapi Allah penuh kasih dan keadilan. Walaupun manusia berdosa Dia tetap mengasinya. Sebagai Allah yang berkuasa penuh walaupun mengasihi dia tetap memberlakukan keadilan. Itulah sebabnya hukuman terhadap dosa harus dilakukan. Oleh karena itu Allah dengan kasihNya mengaruniakan AnakNya yang Tunggal menjadi korban perdamaian bagi dosa-dosa kita (Rom 3:25; Kol. 1:20, 1 Yoh 2:2, 4:10) Allah telah menghukum AnakNya di kayu salib karena dosa-dosa kita. Penting sekali kita mengerti bahwa Allah sebenarnya tidak perlu memperdamaikan dirinya dengan kita, melainkan kita yang  harus memperdaikan diri dengan Allah. Tetapi kita tidak akan pernah sanggup melakukan itu. Disinilah nyata kasih Yesus yang begitu besar.  Dia mengutus AnakNya untuk menggantikan kita dihukum samapai mati sebagai penganti kita. Pendamaian yang diperbuat Tuhan Yesus bagi kita hanya menuntut tindakan yaitu “Percaya” bahwa Kristus adalah sang Pendamai, lalu menyambutNya dalam hati kita sebagai Yuruselamat.
4.      Pada ayat. Ke 19 dalam terjemahan bahasa Yunani adalah sebagai berikut: Sebab Allah di dalam Kristus, mendamaikan isi dunia dengan dirinya sendiri, dengan tidak memperhitungkan dosa mereka, dan sudah menyerahkan kepada kami berita pendamaian itu. Dari teks ini terlihat jelas bagaimana Rasul mendapat mandat sebagai pemberita Injil Pendamaian dari Allah. Tuhan Allah yang memulai pendamaian. Allah mendamaikan kita dengan diriNya sendiri sebab Yesus Kristus rela mengorbankan diriNya untuk mengantikan kita. KarenaYesus telah menanggung hukuman dosa kita di kayu salib, maka Allah tidak lagi memperhitungkan dosa itu kepada kita. Pendamaian itu sempurna, cukup untuk seisi dunia, tetapi itu berlaku hanya bagi orang-orang yang bertobat dan percaya kepada Kristus. Pendamaian itu bukan berarti bahwa semua orang di dunia ini diselamatkan, melainkan hanya orang yang bertobat serta percaya kepada Yesus Kristus. Pelayanan pendamaian dan berita pendamaian telah di mandatkan bagi setiap orang yang percaya kepada Kristus. Jadi berita pendamaian bukan hanya untuk diri sendiri atau para pembaca, melainkan adalah untuk semua orang. Oleh karena itu, kita masing-masing harus menjadi pemberita pendamaian itu kepada semua orang yang ada di dunia ini. Oleh karena dosa manusia itu, terjadilah perseteruan antara Allah dan manusia. Tetapi oleh karena pendamaian Kristus, perseteruan itu telah dihapuskan. Respon manusia terhadap penghapusan itu adalah bertobat dan percaya kepada Kristus.
5.      Sebagai orang  yang percaya, yang telah diberi kuasa dan mandat bahkan jabatan terbesar sebagai utusan-utusan Kristus. Utusan atau duta tentunya tidak berkata tentang dirinya melainkan atas nama pengutusnya apakah itu raja atau presiden. Bila ia berkata, maka yang dikatakannya adalah perkataan si pengutusnya. Sehingga tidak boleh sembarangan sebab dia harus menyampaikan dengan tepat berita yang telah diterimanya dari yang mengutusnya. Yang  luar biasa disini adalah suara utusan/duta termasuk juga kuasanya sama dengan kuasa si pengutusnya. Rasul Paulus mengatakan bahwa kita adalah utusan Kristus. Jabatan ini adalah mulia dan besar dan menuntut tanggungjawab yang besar juga. Sebab sebagai utusan Kristus kita tidak boleh bertindak dan berkata-kata dengan kehendak kita sendiri, tetapi harus sesuai dengan kehendakNya saja.
6.      Sebagaimana telah banyak disinggung di atas bahwa pendamaian adalah karya Allah. Karya penyelamatan lewat pendamaian tersebut diperbuatNya secara luar biasa dan pengorbanan yang luar biasa. Bagaimana mungkin dari sudut pandang manusia seorang bapa mengorbankan anak yang tunggal, anak kesayangan untuk keselamatan orang lain. Tetapi hal inilah yang dilakukan Tuhan Allah demi keselamatan manusia. Kristus anak Allah yang juga adalah Allah, rela berkorban menjadi pelaksana hukuman atas dosa yang tidak Dia perbuat. Dia yang tidak berdosa, yang tidak mengenal dosa dibuatnya menjadi dosa karena kita. Paulus dalam ayat ini bermaksud memberi alasan yang paling kuat agar manusia diperdamaikan dengan Allah. Kristus yang menjelma menjadi manusia tidak mengenal dosa dan tidak pernah berdosa; tas dasar itulah Ia berhak dan berkuasa menngadakan penebusan dosa pendamaian itu. Oleh karena tidak mengenal dosa, Ia dapat menanggung dosa. Ia menanggung dosa dengan mati  Kristus salib. Hasil dari kematiannya sebagai ganti kita, tidak lain daripada kita yang tidak benar dijadikan benar oleh Allah di dalam Dia (1 Pet. 3:18). Allah menjadikan Yesus ‘dosa’ sebagai ganti. Hal itu berarti Allah Bapa menjatuhkan murkaNya ke atas anakNya yang tidak berdosa sebagai ganti kita. Pekerjaan Kristus itu menjamin keselamatan kita dan orang dan orang yang berdosa mendapat perlindungan dalam Kristus. Dengan demikian kita yang percaya kepada Kristus dibenarkan dihadapan Allah Bapa, karena Kristus dengan kehendakNya dijadikan dosa sebagai ganti kita.
III. Penutup.
Kasih Allah begitu besar terhadap dunia ini. Dia mau datang ke dunia dan mejadi manusia (berinkognito). Tidak hanya sampai disitu; Allah yang telah menjadi manusia di dalam AnakNya Yesus Kristus, Dia rela mati  sebagai korban pendamaian atas dosa dan murka yang diperbuat manusia. Pendamaian ini adalah solusi satu-satunya bagi manusia bisa kembali menghadap tahta kerajaan Sorga. Percaya dan beritakanlah pendamaian yang Kristus lakukan sebagai bukti iman percayamu dan wujud rasa syukur atas jabatanmu sebagai utusan bahkan anak Allah yang dipulihkanNya.











Freslysimamora@yahoo.co.id






PILIPI 1:1-6
I. Pendahuluan
Jemaat Pilipi adalah didirikan oleh Rasul Paulus bersama dengan teman sekerjanya: Silas, Timoteus menjalin hubungan yang baik dengan jemaat Pilipi, hal ini terlihat dari bantuan dan kesediaan mereka mencukupkan kebutuhan Rasul Paulus ketika berada di Makedonia (2 Kor 11:9, Pil 4: 15-16). Surat ini dikirimkan ketika Paulus dalam penjara di  kota Roma (Kis. 28:16-31) sebagai ucapan terimakasih dan  sebagai wujud rasa syukurnya atas segala kebaikan yang jemaat Pilipi lakukan baginya. Kemudian dia juga menasehatkan kiranya jemaat ini semakin menunjukkan kasih dalam persekutuan, rendah hati dan selalu berdamai dalam Kristus. Dalam perikope ini Paulus begitu jelas menunjukkan sukacitanya serta sanjungannya kepada jemaat Pilipi atas segala kebaikan dan perhatian mereka, yang disyukurinya sebagai kasih karunia Kristus.
II. Penjelasan Nats.
  1. Di awal dari surat ini dengan begitu jelas dan gamblang diberitahukan si pengirim yakni Paulus dan Timoteus dan alamat suratnya adalah seluruh jemaat, penilik jemaat diaken yang berada di Pilipi. Dia menyebutkan bahwa mereka adalah orang kudus dalam Kristus. Ini adalah suatu sanjungan tentang keberadaan jemaat yang ketika itu sudah pada tahap yang begitu baik. Artinya bahwa kehidupan mereka sudah bisa menjadi teladan.
  2. Seperti biasanya Paulus tidak pernah lupa mengawali setiap suratnya dengan ucapan berkat dan sekaligus doanya untuk setiap jemaat yang disapa dan dilayaninya dengan : Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.
  3. Paulus selalu bersyukur kepada Tuhan ketika mengingat jemaat Pilipi. Dalam bahasa Yunani : Eucharisto berarti mengucap syukur tentang sesuatu yang telah diterima dari Tuhan dan perbuatanNya yang penuh kasih karunia dan kasih setiaNya kepada jemaat tersebut. Mengucap syukur juga sudah boleh dikatakan sebagai ciri dari Rasul Paulus. Ucapan syukurnya adalah dengan alasan yang jelas yakni karena Tuhan telah dan selalu memberi kasih karunia dan menyertainya, khususnya dalam tugas mulia Pemberitaan Injil (1 Kor 1:4, Ep. 1:16). Sukacita Rasul menjadi bertambah-tambah karena begitu jelas kelihatan buah dari pelayanan Injil yang dia beritakan ke Pilipi. Hal ini terlihat dari kehidupan persekutuan jemaat yang penuh kasih, kesatuan dan keteguhan iman. Walaupun Paulus tidak lagi bersama-sama dengan mereka karena  pekerjaan Pelayanan Injil ke tempat yang lain, namun Paulus selalu menyebut mereka dalam doanya sebagai mana dalam teks ini. Tidak henti-hentinya paulus mendoakan jemaat Pilipi. Bagi paulus mengingat Jemaat Pilipi berarti mengingat hal-hal yang membahagiakan yang membuatnya bersukacita. Sehingga dalam doanya pun ia selalu bersukiacita datang kepada Tuhan dan memohon kiranya bagi mereka Tuhan tambahkan kelimpahan. Dan bagi jemaat Pilipi, Paulus menegaskan apa yang mereka terima dan hidupi sesungguhnya hanyalah kasih karunia dari Tuhan Yesus Kristus. Berdoa dan mengucap syukur, dimana doa dan permohonannya bukan hanya untuk dirinya sendiri; hal ini adalah sikap yang harus kita teladani. Dia tidak mengadalkan kepintaran , kekuatan dan kuasa sendiri, akan tetapi dalam setiap langkah kehidupannya dia nyatakan, selalu mengandalkan kuasa dan penyertaan Kristus.
  4. Walaupun Paulus hidup ditengah kekangan dalam penjara tetapi dari balik jeruji tersebut Injil tetap bisa tersiar. Dalam keterkekangan dia tetap dipakai Tuhan membebaskan jiwa-jiwa yang terbelenggu. Paulus hidup selalu optimis, bersemangat serta berpengharapan. Dia percaya bahwa Roh Kudus akan selalu bekerja menolong jemaatnya untuk melakukan hal-hal yang baik sebagaimana kehendak Tuhan. Sebagaimana Yesus telah berjanji bahwa dia akan menyertai hamba-hambaNya sampai maranata. Ini juga suatu motivasi baginya untuk melewati berbagai tantangan dan rintangan yang dihadapinya. Bagi Paulus pelayanan Injil adalah pekerjaan Tuhan. Setiap Injil diberitakan itu berarti Tuhan hadir dan ada didalamnya.
III. Penutup.
  1. Patut kita meneladani kehidupan dalam pekerjaan Pelayanan Paulus yang selalu bersemangat dan penuh rasa syukur melakukan tugas pelayanan dalam setiap waktu dan kondisi apa pun. Walaupun begitu banyak tantangan, rintangan dan hambatan; seperti dalam perikope ini dari dalam penjara pun dia tetap mengabarkan Injil lewat suratnya.
  2. Paulus tidak henti-hentinya berdoa kepada Tuhan Yesus, suapaya Dia memberkati dan menyertainya dalam setiap langkah kehidupannya. Terkhusus dalam tugas pelayanan Injil. Berkat doanya itu dia melangkah lebih pasti dan penuh keberanian sehingga dapat melewati segala tantangan dan hambatan yang dihadapinya.
  3. Kristus tetap bekerja dalam gereja sepanjang jaman. Beritakanlah Tri tugas gereja Bersaksi, Bersekutu dan Melayani, lakukan dengan sukacita dengan segala kerendahan hati dalam iman hanya mengandalkan kasih Kristus.

1 komentar:

  1. Isinya koq sama persis dengan bolg "Urat Tua Marganda"???
    Sispa yang meniru siapa???
    Salam

    BalasHapus