Kamis, 13 Januari 2011

RENUNGAN

BAHAN RENUNGAN
MATIUS  7:21

Bukan setiap orang yang berseru kepadaku: Tuhan,Tuhan! Akan masuk kedalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapaku yang di sorga
Ndada saluhut halak namandok Ahu Tuhanna, bongot sogot tu Harajaon banua Ginjang i, holan angka namangulahon lomo ni roha i damang  na di banua ginjang i do.
Sebutan Kristen adalah sesuatu yang sudah lajim penggunaannya, apalagi didaerah Humbahas. Ada orang Kristen, ada pula lembaga seperti Sekolah Kristen, Rumah sakit Kristen bahkan langsung memakai nama suatu gereja misalnya SD Katolik , SMP HKBP, STM HKI misalnya. Bahkan ada Partai yang disebut Partai Kristen. Yang menjadi pertanyaan apa sebenarnya cirri orang, lembaga Kristen yang membedakannya dengan yang lain?
Mungkin kita yang hadir ini ada yang menjawab dalam hati: Bahwa cirri orang Kristen itu adalah “kasih”/holong”.  Tetapi sepertinya jawaban atau ucapan ini membuat hati geli dan malu. Bukankah orang dan lembaga lain lebih mempraktekkan “kasih” daripada kita? Terlalu naïf kalau kita mengklaim bahwa segala yang baik seperti kasih, pelayanan, persaudaraan, pengampunan keadilan, atau kebenaran sebagai cirri Kristen. Sebab secara jujur harus kita akui bahwa hal-hal yang baik itu pun ada pada orang dan lembaga dan yang ironisnya sepertinya kwalitasnya lebih tinggi.
Ciri Kristen memang kabur alias “tak jelas”bin semu dimata banyak orang. Karena itu pula : orang sering salah kaprah dalam menyatakan iman Kristennya, misalnya:
·         Ada orang yang beranggapan bahwa cara utama menyatakan kekristenan adalah secara verbal. Contohnya, dalam setiap percakapannya sebentar-sebentar ia berucap”Halleluya/puji Tuhan tau Tuhan berkati. Sehingga ucapan-ucapan yang kudus dan sangat bermakna tersebut nyaris merosot menjadi penghias kalimat belaka. Tentang orang yang sebentar-sebentar mengucapkan nama Tuhan, Yesus berkata:  Bukan setiap orang yang berseru…
·          Ada pula yang berangapan bahwa kekristenan dinyatakan secara ornamental, yaitu dengan memasang ornament atau hiasan, misalnya di rumah memajangkan gambar Tuhan Yesus ukuran 50inci, memakai kalung salib, di mobil memasang salib atau stiker bertuliskan I Love Jesus atau I am a Christian. Mungkin ia mengira orang-orang yang melihat stiker itu akan menjadi tertarik atau salud atau…Pada hal yang terjadi sering kebalikannya. Orang menjadi muak melihat stiker sperti itu. Sebab lebih baik pemilik mobil itu menunjukkan imannya dengan mengemudi lebih tertib (menuruti rambu2) ketimbang memasang stiker yang religius tetapi mengemudi ugal-ugalan. Di jaman Yesus ada juga orang yang suka memakai ornamen2, Yesus berkata: Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya bermaksud supaya dilihat orang, mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang..(Mat 23:5)
·         Selanjutnya ada orang yang berangggapan bahwa kekristenan dinyatakan secara ritual dan seremonial, misalnya penumpangan tangan, pengurapan minyak, puasa, doa berantai, doa semalam suntuk, menengadah ke atas, mengangkat tangan dsb. Pada jaman Tuhan Jesus ada banyak ritus dan seremoni tetapi Ia mengecam pengungkapan agama hanya sebatas ritual dan seremonial. Kecamannya a.l: Mat 6:1-18, 23:14-36: (jgn sok saleh)
Kalau cara menyatakan kekristenan bukanlah terutama verbal, ornamental atau seremonial, jadi bagaimana cara yang sepatutnya? Cara menyatakan iman Kristen terutama terletak dalam melakukan apa yang dikehendaki oleh Tuhan, jadi secara oprasional. Perhatikan kata melakukan…
Yang membedakan orang Kristen atau lembaga Kristen adalah pengopprasian sebuah iman yang mengacu kepada diri Yesus sebagai kaidah dan norma. Itu berarti pada waktu kita berpikir, berkata, berbuat sesuatu harus sesuai dengan kehendak Yesus. Kaidah kita adalah diri Yesus.
Jadi cirri utama orang atau lembaga Kristen bahwa kaidah dan motivasi perbuatannya mengacu kepada diri Yesus. Sebelum menjadi agama Resmi, sebutan Kristen di Roma adalah ejekan, akan tetapi setelah kaisar Konstantanius Kristen telah menjadi agama resmi sehingga ungkapan Kristen itu menjadi sebutan kehormatan.
Dewasa ini sebutan Kristen tidak bernada ejekan atau kehormatan. Sebutan ini sudah menjadi biasa, demikian biasanya sehingga kita menjadi terlupa apa sebenarnya menjadi konsekwensi menjadi penyandang sebutan itu.
Menyandang sebutan Kristen baik sebagai orang maupun lembaga/organisasi, berarti menyandang tanggungjawab untuk mengacu kepada diri Yesus dalam pikiran, perkataan dan perbuatan kita. Sebab itu sebutan Kristen adalah sebutan tanggungjawab. Noblesse oblige” (bc;noblesy oblisy) kata filsut Prancis Duc de Levis artinya: Nama yang luhur mengandung tanggungjawab yang luhur.
 Orang Kristen mengandung nama Yesus Kristus, dan nama itu sunguh luhur. Nama itu adalah nama Yesus: Yesus adalah orang biasa yang hidup sebagai Allah, dan Allah yang hidup sebagai orang biasa. Kristen adalah identitas kita.
 Jadi dari perbuatan kitalah orang kiranya tahu bahwa kita Kristen. Maka berbuata dan berbuahlah sebagaimana Yesus Perintahkan. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar