Senin, 31 Januari 2011

KASIH YESUS UNTUK SETIAP ORANG YANG PERCAYA KEPADANYA

KASIH KRISTUS UNTUK SEMUA ORANG YANG PERCAYA KEPADANYA!
(matius 8:5-13)
I.              Pendahuluan.
Dalam perikope ini, diberitakan tentang mujizat yang diperbuat Yesus kepada hamba seorang perwira Romawi. Peristiwa itu terjadi di Kapernaun yang percaya kepadaNya dan datang memohon. Iman perwira Romawi itu melampaui iman yang dilihat Yesus di kalangan orang Yahudi karena memadukan keprihatinan penuh kasih sayang terhadap orang lain dengan kepercayaan yang besar pada Kristus. Tidak ada sebelumnya hubungan Yesus dengan hamba dan perwira tersebut, tetapi Dia memberikan permintaan perwira tersebut karena dia datang, memohon dalam iman yang luar biasa.
II.           Keterangan Nats.
Ada dua hal yang dapat kita gumuli dalam perikope ini :
1.        Sudah menjadi realitas dalam Kerajaan Romawi; bahwa setiap tuan berkuasa penuh akan budaknya (hamba). Lebih ironis lagi para penduduk disetarakan dengan hewan atau benda mati. Tidak ada yang peduli dengan apa yang terjadi dengan kehidupan mereka. Budak adalah sosok manusia yang sangat lemah, tidak berdaya, hina tidak memiliki status dalam kehidupan di masyarakat. Mereka tidak memiliki kesempatan untuk memilih dan bercita-cita supaya hidup lebih baik. Hak kemanusiaannya hilang begitu saja dihadapan para tuan dan penguasa, hampir boleh dikatakan bahwa mereka tidak berarti.
2.        Siapakah Perwira Romawi tersebut? Perwira-perwira (Centurions) adalah tulang punggung yang paling penting dalam ketentraan Romawi. Pasukan Legiun elit Romawi pada masa itu adalah 6000 orang, kemudian dibagi menjadi 60 bagian; masing-masing 100 prajurit. Tiap bagian inilah yang dipimpin seorang perwira. Moral seluruh tentara Romawi banyak terletak pada seluruh pasukan elit ini, terlebih pada perwira-perwira mereka. Dapat disimpulkan bahwa setiap perwira adalah tentunya orang yang cerdas, tangguh, penuh perhitungan serta mahir akan berbagai strategi perang, orang yang seperti inilah yang datang memohon kepada Yesus.
Kedua kenyataan di atas mewakili realitas social bermasyarakat Romawi bahkan juga pada kehidupan kita masa kini. Secara luar biasa kita lihat disini bahwa orang cerdas, pintar, berpengaruh serta disegani memiliki iman yang juga tangguh. Hal itu terlihat bagaimana perwira itu dengan “penuh kasih” memiliki perhatian terhadap semua orang yang disekelilingnya, bahkan kepada orang di masyarakat dipandang  tidak berarti seperti hambanya. Kasih yang dimiliki perwira ini telah menebus tembok pemisah yang telah terbangun dalam kehidupan social bermasyarakat di kehidupan Romawi. Dia adalah sosok pemimpin tidak saja hanya tangguh memimpin anggotanya tetapi memiliki kasih dan iman yang tangguh juga. Perwira ini menjungkirbalikkan kenyataan hidup yang pada sat itu; jika kehidupan sehari-hari para majikan atau tuan-tuan tidak peduli dengan budaknya, dalam teks ini kita bertemu dengan seorang terhormat yang mau menghormati, menghargai sekaligus mengasihi harkat dan martabat hambanya. Dia benar-benar manaruh empaty kepadanya hambanya. Ada dorongan yang kuat dalam dirinya untuk berbuat yang baik bagi hambanya itulah yang disebut kasih sayang.
Kasih sayang terhadap sesamanya itulah yang menghantarnya bisa datang, bertemu berbicara dan memohon kepada Yesus. Tidak ada informasi yang jelas bagaimana dia mengenal dan
punya rencana menemui Yesus. Akan tetapi boleh disimpulkan cinta kasih yang ada dalam dirinyalah yang mendorong dan mempertemukannya dengan Yesus.
Dengan Kasih sayang yang ada dalam dirinya ketika bertemu dengan Yesus sang perwira ini juga menunjukkan kerendahan diri. Dia tahu dirinya orang yang penuh dosa sedang berhadapan dengan sang penebus dosa yang penuh Kemuliaan, ditambah lagi bahwa tradisi pada ketika itu seorang Jahudi haram hukumnya kalau masuk ke rumah seorang kafir. Ini luar biasa; Dengan pengenalan dirinya membuahkan suatu pengakuan bahwa rumahnya tidak layak sebagai tempat persinggahan Yesus karena dia adalah seorang perwira serta kafir yang banyak berbuat dosa. Kesadaran akan kelemahan dan kekurangannya membuahkan pengakuan secara tulus, terbuka dan luar biasa ditampilkan sang perwira ini. Disini jelas terlihat bahwa Yesus terbuka bagi semua orang yang datang  dengan kerendahan, pengakuan dosa serta minta tolong.
Atas kerendahan, pengakuan dan kasih sayang yang dimiliki perwira ini Yesus heran dan berkata kepada mereka yang mengikutinya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel”. Artinya, bahwa iman orang kafir bisa saja lebih kuat dan besar dibandingkan orang Israel. Pernyataan ini disambung dengan mengatakan : Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham, Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga,sedangkan anak-anak Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi. Ini adalah hardikan sekaligus gugatan kepada orang Yahudi sebagai bangsa pilihan Tuhan, yang juga menyentuh kita orang Kristen Dewasa ini.
Kasih sayang dan ketulusan hati perwira telah mebawa berkat kesembuhan bahkan kehidupan kepada hambanya.
III.         Penutup.
1.      Jikalau orang memiliki kasih sayang, hal ini akan bisa menembus segala tembok-tembok yang membentengi hubungan baik persaudaraan sesama kita.
2.      Kasih sayang terhadap sesama akan membuahkan rasa simpati bahkan empaty terhadap orang lain serta mendorong manusia untuk bertemu dengan Tuhan Yesus datang dengan hati yang tulus, kerendahan dengan iman yang teguh. Kemudian akan bertemu denganNya dan menerima hasil dari permohonan kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar